Si Modus Naufal

Saat istirahat ulangan (24 mei 2016), aku mengisi waktu dengan ngobrol bersama rio, reza, naufa dan teman-teman kelas mia 3. Topik obrolan kami enggak berat-berat kok. Cuman pelajaran sejarah yang dipenuhi flashback *enggak berat dari mananya rus?. tapi yang unik saat itu, setiap naufal ingin berbicara reza pasti mengatakan "iyap, naufal pergi ke rumah gebetannya. trus pergi, pake motor sahul buat beli martabak dan cuman cewek2 dan gebetannya yang makan. Padahal teman-temannya juga ada mau". Itu membuat ku penasaran, kemudian Rio menceritakan semuanya.


Waktu itu Naufal dan teman-teman pergi ke rumah gebetan yang juga bendahara kelas. Katanya sih untuk bayar iyuran kelas, tapi ternyata itu cuman alibi (alasan). Kemudian saat disana, entah ide somplak dari mana dia langsung keluar untuk membeli martabak. Dengan gagah berani dia pergi memakai motor Sahul *benar-bener enggak modal. Lalu datang dengan ekspresi Ironman yang sudah meledakkan tank dan martabak spesial edition ditangan *sok so sweet BANGET tapi tetep enggak modal. Namun martabak itu cuman untuk gebetan tercinta dan temen-temen si gebetan.
sedang temennya....


Wajah Naufal saat itu seakan ingin berteriak "BANGSAT LOE ANJING!". Dengan wajah maho dan tatapan tidak bersalah karena sudah menyebar aib temannya, Rio bertanya pada Naufal "eh emang kamu dengar?", "enggak" balas Naufal. "betulkan Naufal bolot" kata rio pada semua teman. "TAI LOE ANJING!" teriak Naufal ke Rio. Masih dengan wajah kampret rada pedofil Rio bertiak "tuh kan dia mesum". Satu hal dalam pikiran ku, Naufal pasti orang paling terhina di kelasnya. Kalau dia jawab enggak denger, dikatain bolot. tapi kalau naufal jawabnya denger, pasti dikatain otak mesum *rada enggak nyambung sih, tapi cukup untuk menghina Naufal saat itu.

pesan moral: Jangan pernah modus, karena modus tiada artinya *kok mirip lirik begadang?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

baca bongi di tamangalle

Task two: organizing your writing (Coherent and Cohesion)

Full Day School Indonesia VS Luar Negeri