Perjalanan ke Bandung #2
Aku sudah tiba di makassar dan menginap di rumah om ku di Antang. Paginya
aku langsung beli tiket pesawat untuk penerbangan siang hari langsung ke
Bandung! Wohooo!! Ukhti-ukhti gelis akang datang!
Btw anyway bus way....
Ini adalah pengalaman terbang pertamaku, vangkenya om Kusnadi enggak bisa nganter aku sampai masuk ke Bandara. Terpaksa aku harus berusaha sendiri. untungnya ada beberapa orang dari sulbar yang juga ingin ke Bandung. Aku tidak tahu apa tujuan mereka dan nama mereka (aku orangnya susah hapal nama) tapi aku sangat berterimah kasih, setidaknya aku enggak kelihatan kampyungan amat di bandara.
Setelah dilay lama bet, akhirnya aku masuk pesawat. Aduh banyak pramugari!!!!!! Aku enggak tahu harus menggambarkan mereka seperti apa, yang pastinya makhluk-makhluk seperti kalian pasti udah tahu lah. Hal paling anying, greget dan berkesan adalah saat mereka merapikan koper dan tas penumpang di kabin pesawat. *you know lah!* *ketawa mesum*.
Mulai dari lepas landas hingga terbang melewati laut Jawa, tidak ada yang spesial hingga akhirnya aku masuk ke kawasan langit kota bandung. Jujur meski menegangkan, pemandangan berada diatas awan dan cuaca buruk benar-benar indah. Aku bisa melihat langit bagai pilar-pilar yang menjulang menopang langit. Setidaknya ada tiga pilar (awan) saat itu. Lalu cahaya matahari sore menembus celah-celah ketiga pilar tersebut. Andai aku punya kamera DSLR milik sendiri.
Meski telah berada di Bandung pesawat yang aku tumpangi harus memutar selama hampir dua jam diatas Bandung. Harusnya ini menjadi pengalaman yang menegangkan, apa lagi karena pesawat terus begungcang terkena angin, kadang pesawat seperti di hantam angin dari atas dan akan jatuh, pesawat kemudian sering bermanuver dan menembus awan lebat. Saat itu hanya ada sayap pesawat yang bisa kulihat dengan background seluruhnya abu-abu.
Itu seperti pengalaman yang harusnya horror, menegangkan dan sebagainya. Tapi gara-agara di belakangku ada ibu-ibu latah yang terus-terusan baca surah yasin. Bahkan gregetnya selama situasi itu dia udah hatam lebih dari 4 kali surah yasin. Aku hanya bisa menahan tawa sambil merasakan kaki ku yang melekat dilantai pesawat seperti tidak menginjak apa-apa. Kasihan tu ibu-ibu, dia sepert memang bakal mati, tinggal pilih antara mati jantungan di pesawat atau mati karena pesawatnya bakal jatuh. Hahahahaha
“hidup itu kumpulan pengalaman” kalau pun aku mati saat itu, setidaknya itu
terhitung pengalaman.
Tapi untungnya itu tidak terjadi sehingga aku bisa
membagi momen ini bersama kalian. Meski begitu, aku tidak kapok naik pesawat.
Komentar
Posting Komentar